Kembali, cerita karya Raditya Dika dalam buku difilmkan dan Dika menjadi pemeran utama film itu. Manusia Setengah Salmon, judulnya kali ini. Mampukah drama komedi itu memancing keharuan sekaligus tawa?
Sepanjang
film, satu adegan sketsa dengan adegan sketsa lain berusaha diikat oleh
benang merah berupa tema "pindah dari satu hal ke hal lain". Pertama,
soal pindah rumah, yang kerap didengungkan oleh ayah dan ibu Dika
(dimainkan oleh Bucek dan Dewi Irawan). Lalu, bergerak ke masalah
pribadi Dika, soal pindah hati, dari pacar lama ke pacar baru. Walau
telah memiliki kekasih baru (Kimberly Ryder), Dika tidak bisa melupakan
kekasih lamanya (Eriska Rein). "Kalau kita mau pindah ke rumah baru,
kita juga harus siap meninggalkan yang lama," tutur ibu Dika.
Pada siaran persnya, Dika menyampaikan perbedaan antara film dari bukunya yang berjudul Cinta Brontosaurus dengan film Manusia Setengah Salmon.
"Film ini lebih berfokus pada persoalan Dika dan keluarganya. Sisanya,
ada problem cinta dan profesi Dika sebagai penulis," terang Dika.
Namun, materi yang terlalu beragam dalam Manusia Setengah Salmon
mengundang risiko sulit untuk diikat oleh tema "pindah" tersebut. Hal
itu terlihat pada perpindahan yang disajikan dari satu adegan ke adegan
lainnya. Kesan melompat-lompat sangat terasa, walau Dika, selaku penulis
cerita sekaligus pemeran utama, berusaha secara verbal
menyambung-nyambungkan semua itu.
Kelemahan lain terletak pada
sektor akting. Dika sebagai pemeran utama cenderung tidak kuat memainkan
karakter utama. Penampilan Dika kali ini menjadi nyaris sama saja
dengan penampilannya dalam film-film sebelumnya. Kimberly dan Ersika
juga tidak berhasil menjadikan pacar baru Dika dan mantan kekasih Dika
berbeda. Padahal, karakter-karakter tersebut biasanya menjadi daya
tarik.
Meski pada beberapa bagiannya bertabur kalimat-kalimat romantis, film Manusia Setengah Salmon tidak mampu membuat para penonton "meleleh".
Walau
begitu, harus diakui, usaha Dika untuk membuat dialog-dialog yang lucu
sekaligus cerdas terasa. Sayangnya, usaha itu belum cukup untuk bisa
menolong film tersebut untuk tidak menjadi kumpulan potongan cerita
cinta lucu semata.
Setelah Kambing Jantan (2009), pada 2013 beberapa cerita karya Raditya Dika berturut-turut difilmkan, yaitu Cinta Brontosaurus, Cinta dalam Kardus, dan Manusia Setengah Salmon. Situs filmindonesia.or.id menyebut bahwa jumlah penonton Cinta Brontosaurus mencapai 892.915, sedangkan Cinta dalam Kardus 213.014. Cinta dalam Kardus tidak sebagus Cinta Brontosaurus, namun masih termasuk 10 film paling laris pada 2013.
Raditya Dika, yang akun Twitter-nya
ber-follower lebih dari enam juta orang, memang menjadi magnet untuk
menarik sebanyak-banyaknya penonton untuk film-filmnya. Belum lagi
jumlah pembaca buku-bukunya, yang, walau tak sebanyak follower-nya,
tetap saja tidak bisa dibilang sedikit.
Minggu, 13 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar